Friday, August 2, 2013

Ulat Telinga?


Ada ulat di dalam?

Rasa penasaran sehabis membaca sebuah bahan renungan, membawa saya untuk mencari lebih jauh literatur tentang ulat telinga. Sejenis ulat spesies baru? Bukan. Earworm adalah sekelebatan musik yang terus berulang-ulang dalam pikiran seseorang sekalipun musik itu tidak lagi dimainkan (Wikipedia). Beberapa frase yang sering digunakan untuk menjelaskan earworm antara lain: musical imagery repetition, involuntary musical imagery, dan stuck song syndrome. Kata earworm sendiri berasal dari kata ekspresif dari bahasa Jerman Ohrwurm yang berarti ulat telinga dalam arti sebenarnya.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh James Kellaris, 98% dari individu pernah merasakan earworms. Laki-laki dan perempuan hampir sama angkanya untuk fenomena ini namun perempuan biasanya merasakan earworm lebih lama dan lebih sering merasa terganggu ketimbang laki-laki. Kellaris bahkan mempublikasikan statistic tentang earworm bahwa lagu dengan lirik lebih banyak menimbulkan earworms dengan nilai 73.7% ketimbang musik instrumental yang hanya menyebabkan 7.7% earworms.

Beberapa contoh musik yang termasuk earworm antara lain: The Lions Sleep Tonight (ini saya hafal dan oh…no saya sudah mulai mendendangkannya.. tolong), Who lets the dog out (ini masih agak ringan, habis mendendangkan lagu ini lagu pertama tadi langsung hilang tapi lagu ini jadinya nggak bisa dihentikan juga..), It’s a small world after all (ini saya nggak tahu lagunya gimana dan saya bersyukur sekali karena tidak tahu), dan ternyata musik latar dari Mission Imposible juga termasuk dalam golongan earworm ini. Pantas saja kalau sudah mulai mendendangkannya jadi sulit untuk berhenti. Selalu saja lagu itu terulang-ulang di memori atau ingatan kita. Oh ya, masih banyak lagu-lagu lain yang digolongkan pula ke dalam earworm. Saya nggak mau mencari lebih lanjut nanti pusing sendiri ah…

Memang earworm tak selamanya mengganggu tapi ternyata mudah menular. Lho? Bagaimana caranya? Tak sengaja karena sejak dari rumah saya mendendangkan lagu The Lions Sleeps Tonight, lagu itu masih terbawa ketika saya masuk ke ruang kerja saya. Saya pun mulai menyiulkannya. Beberapa lama kemudian seorang staf masuk ke ruangan saya dan mendengar siulan saya tadi. Memang tak serta merta dia ikut bersiul, tapi ketika keluar ruangan saya mulai mendengar dia mulai mendendangkannya. Setelah itu saya lupa dengan lagu itu karena langsung menyibukkan diri dengan pekerjaan sambil memasang earphone mendengar beberapa lagu Batak favorit. Eh ternyata, siang harinya sewaktu mau keluar makan saya malah mendengar entah siulan atau dendangan lagu The Lions Sleep Tonight dimana-mana. Bahkan ada yang sengaja membuka video animasinya. Wah…wah..wah… dampak earworm memang luar biasa!

The Lion sleeps tonight (Sumber: Miloop.com)
Memang tak selamanya earworm dituding berdampak negative. Kadang malah positif karena bisa merubah mood jadi membaik. Tapi kadang-kadang karena tak sengaja menyiulkannya dalam suasana formal sering saya disenggol oleh teman sesame staf. Huss! Katanya. Tapi setelah menyenggol saya, justru dia tampak manggut-manggut sendiri. Rupanya siulan saya menular tapi oleh versi teman saya menjadi versi “inaudible” atau “mute”.

Yang jelas mudah saja menghilangkan earworm. Fokus saja pada pekerjaan. Kalau perlu tambahkan lagu favorit atau menurut saran para ahli, gunakan saja musik klasik niscaya earworm akan hilang.

In the jungle, the mighty jungle
The lion sleeps tonight
In the jungle, the quiet jungle
The lion sleeps tonight….

Nah..lho… rasain deh earworm he…he…he…

Artikel ini juga bisa dibaca di Kompasiana dengan judul "Mengendalikan Ulat Telinga".

1 comment:

Willy Sitompul said...

Banyak tulisan tentang ulat telinga, ini cuma me-refresh saja.. Semoga menjadi berkat untuk semua!