A. Latar belakangSelama tiga puluh tahun Bill menahan diri untuk memulai menulis buku ini. Pengalamannya memimpin di Willow Creek Community Church selama kurun waktu tersebutlah yang memotivasinya untuk menulis buku ini. Dalam penuturannya sendiri Bill mengatakan bahwa tidak ada buku yang dia tulis dengan begitu bersemangat kecuali buku ini. Kenapa Bill harus menahan diri? Karena menurutnya ia belum siap, ada banyak hal yang menurutnya harus dijalani terlebih dahulu sehingga ia beroleh “bumbu” untuk penulisan buku ini. “Bumbu” yang dimaksud adalah termasuk berbagai kesalahan yang ia lakukan semasa ia memimpin.
Ada satu tokoh semasa Bill kuliah yang ikut memberikan andil dalam pembentukan visinya beliau adalah seorang profesor, Dr. Gilbert Bilezekian. Profesor tersebut mengingatkannya akan komunitas gereja di abad pertama di mana semua anggota jemaat begitu melebur, tanpa dinding, dan semakin hari semakin banyak jiwa-jiwa yang diselamatkan.
Latar belakang yang lain adalah keyakinan Bill pada kekuatan gereja lokal. Lewat buku ini Bill berharap agar siapapun yang membacanya dapat menerapkan dan mengembalikan gereja si pembaca seperti tujuan gereja yang mula-mula: suatu kekuatan yang tidak dapat dikalahkan oleh kuasa kegelapan.
B. Pesan
Para pemimpin 360 derajat tidak hanya mengarahkan bakat kepemimpinannya ke Selatan yaitu ke orang-orang yang dibimbingnya. Mereka juga belajar memimpin ke Utara yaitu dengan mempengaruhi orang-orang yang memiliki otoritas diatas mereka, dan juga memimpin ke Barat dan ke Timur dengan memberikan dampak pada rekan se level mereka. Tetapi yang paling penting, mereka belajar bagaimana menjaga jarum kompas agar tetap di tengah dengan memimpin diri mereka sendiri – dengan menjaga kehidupan mereka tetap pada jalurnya sehingga mereka bisa tetap menyediakan arah yang maksimal untuk orang lain. Ini adalah buku yang paling penting yang pernah ditulis olehnya, Bill Hybels membagikan apa yang telah ia pelajari tentang kepemimpinan Kristen dalam masa 30 tahun menggembalakan Willow Creek.
“Kepemimpinan yang Berani” menawarkan strategi yang telah terbukti dan terus diperbaharui.Lebih dari itu, buku ini juga memberikan inti dari kepemimpinan Kristen yang paling terkemuka – komitmennya yang kuat pada penginjilan dan pemuridan dan semangatnya untuk menginspirasi rekan-rekan sesama pemimpin gereja sama seperti ia tetap menjaga dirinya untuk terus bertumbuh sebagai seorang pemimpin.
C. Inti tulisanAda 12 bab isi keseluruhan dari buku ini. Kedua-belas bab tersebut adalah sebagai berikut:
I. Resiko-resiko kepemimpinan
Bab ini dibuka dengan peristiwa yang terjadi pada 11 September 2001 yang menimpa World Trade Center. Bab ini juga mengingatkan pembaca bahwa gereja setempat adalah harapan dunia. Supaya gereja bisa menjadi harapan dunia harus ada pemimpin yang berkarunia yang mau memberikan visinya bagi gereja.
II. Senjata seorang pemimpin yang paling ampuh
Bab ini mengingatkan bahwa visi adalah senjata seorang pemimpin yang paling ampuh. Ada yang menarik dalam bab ini ketika Bill mengandaikan jika Bob Pierce, pendiri World Vision mengabaikan anak-anak yang kelaparan karena waktu itu Bob hanya seorang diri. Ternyata Bob tidak mengabaikan visi yang Allah berikan padanya.
III. Kepemimpinan Aktif
Bab ini berusaha memberikan beberapa arahan bagaimana mengubah suatu visi ke dalam tindakan. Bagaimana visi mulai dimurnikan, tujuan mulai ditetapkan, membagikan visi itu, dan mencari orang-orangnya.
IV. Membangun tim impian
Inti sebenarnya adalah membangun komunitas yang dekat dengan hati seorang pemimpin. Untuk membangun sebuah tim langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan tujuan tim, kemudian menentukan kriteria tim. Setelah menentukan kriteria dimulailah melihat kompetensi yang dibutuhkan. Namun dalam bab ini juga dijelaskan bahwa selain kriteria dan kompetensi tetap dibutuhkan kecocokan antar anggota tim.
Bab ini juga menegaskan bahwa tim yang baik akan berhasil jika dipimpin oleh pemimpin yang baik pula. Tanpa pemimpin yang baik sebuah tim tidak akan dapat berkembang dan menghasilkan.
V. Ditantang mengelola sumber daya
Ujian terhadap keberanian seorang pemimpin sebenarnya yang dibahas daam bab ini. Segala hal mengenai keuangan, berbagai kisah-kisah Bill bertahan dalam posisi keuangan yang sulit, dan beberapa kebenaran yang ia bagikan mengenai sumber daya ada dalam bab ini.
Bab ini juga memberikan beberapa pedoman untuk merekrut staf gereja. Mendapatkan staf yang kompeten, memberikan penghargaan kepada staf dan beberapa prinsip bahwa pelayan haruslah memperoleh imbalan yang sesuai dengan pelayanannya.
VI. Mengembangkan para pemimpin yang sedang bangkit
Ada 3 fase yang harus dilewati untuk pengembangan kepemimpinan yang sedang bangkit yaitu: mengidentifikasi para pemimpin yang sedang bangkit, menanamkan investasi dalam pengembangan para pemimpin yang sedang bangkit, dan mempercayakan tanggung jawab pada para pemimpin yang sedang bangkit.
Dalam bab ini juga dibahas mengenai kualitas yang Bill cari dalam mengidentifikasi para pemimpin yang sedang bangkit yaitu: pengaruh, karakter, keahlian, semangat, dan kecerdasan.
Bab ini juga mengajak pembaca untuk mulai mengidentifikasi rencana pengembangan kepemimpinan masing-masing melalui 3 fase tersebut. Bill juga kembali menegaskan bahwa kepemimpinan ada dalam kondisi terbaik saat melihat banyak orang menjadi pemimpin baru dalam keefektifan mereka.
VII. Menemukan dan mengembangkan gaya kepemimpinan anda sendiri
Bab ini membahas 10 gaya kepemimpinan. Dari gaya visionaris sampai gaya kepemimpinan yang menjembatani. Inti sebenarnya dari bab ini adalah memberikan kunci menuju kepemimpinan yang berpengaruh besar melalui penemuan dan pengembangan gaya kepemimpinan. Bill menawarkan empat langkah untuk hal ini.
VIII. Indera keenam seorang pemimpin
Di sini kita diajak untuk belajar tentang sumber-sumber yang bisa kita gunakan untuk mengambil keputusan. Ada empat sumber data: keyakinan diri, dari pengalaman pemimpin lain/ konsultasi dengan para mentor, kisah-kisah yang penuh penderitaan, dan Roh Kudus.
IX. Seni memimpin diri sendiri
Bab ini mengajar tentang seorang pemimpin 360 derajat dimana ada arah Utara, Selatan, Barat, dan Timur. Utara berbicara mengenai orang-orang di atas kita, Selatan berbicara mengenai orang-orang yang dalam tanggung jawab kita, dan Barat – Timur berbicara mengenai rekan-rekan sesama pemimpin.
Dalam bab ini Bill juga mengajak agar para pemimpin mengajukan beberapa pertanyaan pada diri sendiri secara berkala untuk menjaga agar tetap konsisten.
X. Doa seorang pemimpin
Dalam bab ini ada berbagai permohonan doa agar Tuhan mau membentuk diri kita seturut beberapa contoh pemimpin yang berkarakter seperti: Daud, Yonatan, Yusuf, Yosua, Ester, Salomo, Yeremia, Nehemia, Petrus, dan Paulus.
XI. Jalan hidup Sang pemimpin
Di sini kita diajak untuk membangun jalan spiritual yaitu relasi yang vital bersama Allah. Ada beberapa jalur untuk membangun jalan tersebut: jalur relasional, jalur intelektual, jalur pelayanan, jalur kontemplatif, jalur aktivis, jalur penciptaan, dan jalur ibadah. Bill mengajak kita menemukan jalur kita sendiri dan mendalami jalur tersebut. Setelah itu kita bisa membantu orang lain menemukan jalur mereka.
XII. Mengembangkan semangat yang tak pernah pudar
Bab ini mengajak kita untuk mempertahankan tujuan dengan beberapa cara: memastikan kembali panggilan kita, mengembangkan keberanian untuk berubah, menemukan orang-orang yang dapat diandalkan, dan bertahan dengan sudut pandang yang abadi.
D. Manfaat buku iniBuku ini sangat bermanfaat terutama bagi pengerja-pengerja di berbagai gereja lokal. Buku ini memberikan gambaran yang cukup jelas tentang bagaimana membangun sebuah gereja yang dimulai dari hal-hal yang kecil yang mungkin bagi sebagian orang sulit dilihat.
Bagi seorang pemimpin gereja setempat buku ini memberikan berbagai pengalaman penggembalaan seorang Bill Hybels di Willow Creek. Sebagaimana yang Bill selalu tegaskan, gereja setempat adalah harapan dunia dan masa depannya terletak di tangan para pemimpinnya.
E. Keistimewaan buku iniBuku ini menjadi sangat istimewa karena isinya bukanlah isapan jempol belaka yang disadur dari berbagai materi atau dari pelajaran-pelajaran di sekolah. Isi dari buku ini adalah pengalaman selama 30 tahun yang dituangkan dalam sebuah buku.
Lebih istimewa lagi karena pengarangnya sendiri harus menahan diri agar buku ini tidak terbit sebelum ”waktuNya”.
F. Hal-hal yang masih perlu dikembangkanHal-hal yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut:
Gaya penulisan bertutur mungkin menyenangkan untuk beberapa orang, namun adalah lebih baik kalau ujung pangkalnya dapat diketahui terlebih dahulu. Saya pribadi agak kesulitan dalam menangkap isi dari tiap-tiap bab. Stabilo harus siap di tangan untuk menandai materi-materi yang menarik.
Bill harus lebih mengupas gaya kepemimpinan Yesus. Dalam doa-doa pemimpin, Bill harus memasukkan keinginan untuk menjadi seperti Yesus. Karena bukankah itu yang Yesus inginkan? Agar kita semakin serupa denganNya?
Selebihnya, buku ini telah memenuhi fungsinya sesuai harapan Bill bagi pembacanya. Hanya yang terpenting ialah, apakah pembaca benar-benar mau menerapkannya? Dalam hal ini hanya Tuhan yang tahu. Bill? Tidak tahu. Tapi Bill sudah berdoa dan menulis untuk kita, pemimpin-pemimpin gereja setempat. Tinggal kemauan kita saja. Mau menerapkan atau tidak.
Ada satu tokoh semasa Bill kuliah yang ikut memberikan andil dalam pembentukan visinya beliau adalah seorang profesor, Dr. Gilbert Bilezekian. Profesor tersebut mengingatkannya akan komunitas gereja di abad pertama di mana semua anggota jemaat begitu melebur, tanpa dinding, dan semakin hari semakin banyak jiwa-jiwa yang diselamatkan.
Latar belakang yang lain adalah keyakinan Bill pada kekuatan gereja lokal. Lewat buku ini Bill berharap agar siapapun yang membacanya dapat menerapkan dan mengembalikan gereja si pembaca seperti tujuan gereja yang mula-mula: suatu kekuatan yang tidak dapat dikalahkan oleh kuasa kegelapan.
B. Pesan
Para pemimpin 360 derajat tidak hanya mengarahkan bakat kepemimpinannya ke Selatan yaitu ke orang-orang yang dibimbingnya. Mereka juga belajar memimpin ke Utara yaitu dengan mempengaruhi orang-orang yang memiliki otoritas diatas mereka, dan juga memimpin ke Barat dan ke Timur dengan memberikan dampak pada rekan se level mereka. Tetapi yang paling penting, mereka belajar bagaimana menjaga jarum kompas agar tetap di tengah dengan memimpin diri mereka sendiri – dengan menjaga kehidupan mereka tetap pada jalurnya sehingga mereka bisa tetap menyediakan arah yang maksimal untuk orang lain. Ini adalah buku yang paling penting yang pernah ditulis olehnya, Bill Hybels membagikan apa yang telah ia pelajari tentang kepemimpinan Kristen dalam masa 30 tahun menggembalakan Willow Creek.
“Kepemimpinan yang Berani” menawarkan strategi yang telah terbukti dan terus diperbaharui.Lebih dari itu, buku ini juga memberikan inti dari kepemimpinan Kristen yang paling terkemuka – komitmennya yang kuat pada penginjilan dan pemuridan dan semangatnya untuk menginspirasi rekan-rekan sesama pemimpin gereja sama seperti ia tetap menjaga dirinya untuk terus bertumbuh sebagai seorang pemimpin.
C. Inti tulisanAda 12 bab isi keseluruhan dari buku ini. Kedua-belas bab tersebut adalah sebagai berikut:
I. Resiko-resiko kepemimpinan
Bab ini dibuka dengan peristiwa yang terjadi pada 11 September 2001 yang menimpa World Trade Center. Bab ini juga mengingatkan pembaca bahwa gereja setempat adalah harapan dunia. Supaya gereja bisa menjadi harapan dunia harus ada pemimpin yang berkarunia yang mau memberikan visinya bagi gereja.
II. Senjata seorang pemimpin yang paling ampuh
Bab ini mengingatkan bahwa visi adalah senjata seorang pemimpin yang paling ampuh. Ada yang menarik dalam bab ini ketika Bill mengandaikan jika Bob Pierce, pendiri World Vision mengabaikan anak-anak yang kelaparan karena waktu itu Bob hanya seorang diri. Ternyata Bob tidak mengabaikan visi yang Allah berikan padanya.
III. Kepemimpinan Aktif
Bab ini berusaha memberikan beberapa arahan bagaimana mengubah suatu visi ke dalam tindakan. Bagaimana visi mulai dimurnikan, tujuan mulai ditetapkan, membagikan visi itu, dan mencari orang-orangnya.
IV. Membangun tim impian
Inti sebenarnya adalah membangun komunitas yang dekat dengan hati seorang pemimpin. Untuk membangun sebuah tim langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan tujuan tim, kemudian menentukan kriteria tim. Setelah menentukan kriteria dimulailah melihat kompetensi yang dibutuhkan. Namun dalam bab ini juga dijelaskan bahwa selain kriteria dan kompetensi tetap dibutuhkan kecocokan antar anggota tim.
Bab ini juga menegaskan bahwa tim yang baik akan berhasil jika dipimpin oleh pemimpin yang baik pula. Tanpa pemimpin yang baik sebuah tim tidak akan dapat berkembang dan menghasilkan.
V. Ditantang mengelola sumber daya
Ujian terhadap keberanian seorang pemimpin sebenarnya yang dibahas daam bab ini. Segala hal mengenai keuangan, berbagai kisah-kisah Bill bertahan dalam posisi keuangan yang sulit, dan beberapa kebenaran yang ia bagikan mengenai sumber daya ada dalam bab ini.
Bab ini juga memberikan beberapa pedoman untuk merekrut staf gereja. Mendapatkan staf yang kompeten, memberikan penghargaan kepada staf dan beberapa prinsip bahwa pelayan haruslah memperoleh imbalan yang sesuai dengan pelayanannya.
VI. Mengembangkan para pemimpin yang sedang bangkit
Ada 3 fase yang harus dilewati untuk pengembangan kepemimpinan yang sedang bangkit yaitu: mengidentifikasi para pemimpin yang sedang bangkit, menanamkan investasi dalam pengembangan para pemimpin yang sedang bangkit, dan mempercayakan tanggung jawab pada para pemimpin yang sedang bangkit.
Dalam bab ini juga dibahas mengenai kualitas yang Bill cari dalam mengidentifikasi para pemimpin yang sedang bangkit yaitu: pengaruh, karakter, keahlian, semangat, dan kecerdasan.
Bab ini juga mengajak pembaca untuk mulai mengidentifikasi rencana pengembangan kepemimpinan masing-masing melalui 3 fase tersebut. Bill juga kembali menegaskan bahwa kepemimpinan ada dalam kondisi terbaik saat melihat banyak orang menjadi pemimpin baru dalam keefektifan mereka.
VII. Menemukan dan mengembangkan gaya kepemimpinan anda sendiri
Bab ini membahas 10 gaya kepemimpinan. Dari gaya visionaris sampai gaya kepemimpinan yang menjembatani. Inti sebenarnya dari bab ini adalah memberikan kunci menuju kepemimpinan yang berpengaruh besar melalui penemuan dan pengembangan gaya kepemimpinan. Bill menawarkan empat langkah untuk hal ini.
VIII. Indera keenam seorang pemimpin
Di sini kita diajak untuk belajar tentang sumber-sumber yang bisa kita gunakan untuk mengambil keputusan. Ada empat sumber data: keyakinan diri, dari pengalaman pemimpin lain/ konsultasi dengan para mentor, kisah-kisah yang penuh penderitaan, dan Roh Kudus.
IX. Seni memimpin diri sendiri
Bab ini mengajar tentang seorang pemimpin 360 derajat dimana ada arah Utara, Selatan, Barat, dan Timur. Utara berbicara mengenai orang-orang di atas kita, Selatan berbicara mengenai orang-orang yang dalam tanggung jawab kita, dan Barat – Timur berbicara mengenai rekan-rekan sesama pemimpin.
Dalam bab ini Bill juga mengajak agar para pemimpin mengajukan beberapa pertanyaan pada diri sendiri secara berkala untuk menjaga agar tetap konsisten.
X. Doa seorang pemimpin
Dalam bab ini ada berbagai permohonan doa agar Tuhan mau membentuk diri kita seturut beberapa contoh pemimpin yang berkarakter seperti: Daud, Yonatan, Yusuf, Yosua, Ester, Salomo, Yeremia, Nehemia, Petrus, dan Paulus.
XI. Jalan hidup Sang pemimpin
Di sini kita diajak untuk membangun jalan spiritual yaitu relasi yang vital bersama Allah. Ada beberapa jalur untuk membangun jalan tersebut: jalur relasional, jalur intelektual, jalur pelayanan, jalur kontemplatif, jalur aktivis, jalur penciptaan, dan jalur ibadah. Bill mengajak kita menemukan jalur kita sendiri dan mendalami jalur tersebut. Setelah itu kita bisa membantu orang lain menemukan jalur mereka.
XII. Mengembangkan semangat yang tak pernah pudar
Bab ini mengajak kita untuk mempertahankan tujuan dengan beberapa cara: memastikan kembali panggilan kita, mengembangkan keberanian untuk berubah, menemukan orang-orang yang dapat diandalkan, dan bertahan dengan sudut pandang yang abadi.
D. Manfaat buku iniBuku ini sangat bermanfaat terutama bagi pengerja-pengerja di berbagai gereja lokal. Buku ini memberikan gambaran yang cukup jelas tentang bagaimana membangun sebuah gereja yang dimulai dari hal-hal yang kecil yang mungkin bagi sebagian orang sulit dilihat.
Bagi seorang pemimpin gereja setempat buku ini memberikan berbagai pengalaman penggembalaan seorang Bill Hybels di Willow Creek. Sebagaimana yang Bill selalu tegaskan, gereja setempat adalah harapan dunia dan masa depannya terletak di tangan para pemimpinnya.
E. Keistimewaan buku iniBuku ini menjadi sangat istimewa karena isinya bukanlah isapan jempol belaka yang disadur dari berbagai materi atau dari pelajaran-pelajaran di sekolah. Isi dari buku ini adalah pengalaman selama 30 tahun yang dituangkan dalam sebuah buku.
Lebih istimewa lagi karena pengarangnya sendiri harus menahan diri agar buku ini tidak terbit sebelum ”waktuNya”.
F. Hal-hal yang masih perlu dikembangkanHal-hal yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut:
Gaya penulisan bertutur mungkin menyenangkan untuk beberapa orang, namun adalah lebih baik kalau ujung pangkalnya dapat diketahui terlebih dahulu. Saya pribadi agak kesulitan dalam menangkap isi dari tiap-tiap bab. Stabilo harus siap di tangan untuk menandai materi-materi yang menarik.
Bill harus lebih mengupas gaya kepemimpinan Yesus. Dalam doa-doa pemimpin, Bill harus memasukkan keinginan untuk menjadi seperti Yesus. Karena bukankah itu yang Yesus inginkan? Agar kita semakin serupa denganNya?
Selebihnya, buku ini telah memenuhi fungsinya sesuai harapan Bill bagi pembacanya. Hanya yang terpenting ialah, apakah pembaca benar-benar mau menerapkannya? Dalam hal ini hanya Tuhan yang tahu. Bill? Tidak tahu. Tapi Bill sudah berdoa dan menulis untuk kita, pemimpin-pemimpin gereja setempat. Tinggal kemauan kita saja. Mau menerapkan atau tidak.
("Courageus Leadership" is a leadership book written by Bill Hybels)
1 comment:
Kabar gembira!! Buat yang suka nulis-nulis, buat penulis muda, buat para blogger, buat temen2 yg hobi nulis tapi belum bisa buat buku, belum percaya diri, sekarang sudah ada medianya,
Penulis-Indonesia.com, kayak Friendster tapi khusus buat yang hobi nulis, penulis, pujangga, penulis naskah, blogger...
fasilitasnya juga cukup oke, lengkap dgn alamat pribadi untuk profil, blog, dan album...ada chatnya juga loh :)
Baru dibuka 1 Januari 2008 lalu, skrg membernya sudah 300an :) rame buanget loohh aktifitasnya!!
Cepetan gabung ya :)
di sini alamatnya :
Penulis-Indonesia.com atau tanpa tanda -
PenulisIndonesia.com
Post a Comment