![]() |
Di Karubaga December 2006 (Dok. Pribadi) |
Seorang anak kecil dengan bersemangat menyiapkan bekalnya saat semua orang saat itu masih tertidur lelap. Anak kecil itu hanya punya satu tujuan: mencari dan bertemu dengan Tuhan. Karena itu dia menyiapkan bekal yang cukup banyak. Pikirnya, pasti butuh waktu lama untuk mencari dan bertemu dengan Tuhan.
Dia membawa beberapa potong roti dan 2 botol susu coklat kegemarannya. Setelah semuanya masuk dan terkemas rapi, dia tampak duduk menunggu. Menunggu agak fajar sehingga terang fajar bisa menerangi tiap langkah yang akan dia ambil.
Ketika fajar menyingsing, anak itu pun mulai berjalan. Dengan langkah riang dia berjalan sambil menikmati setiap hal baru yang ditemuinya. Tapi dimanakah Tuhan itu?
Ketika hari beranjak siang, anak itu bertemu dengan seorang lelaki tua yang sedang duduk di taman memberi makan burung-burung. Anak itupun lalu mendekat dan duduk di samping lelaki tua itu. Karena sudah siang maka ini waktunya untuk menikmati bekal yang dia bawa. Anak itupun mengeluarkan roti bekalnya. Lelaki tua itu hanya menatapnya saat dia mengeluarkan roti itu. Lalu anak itu pun menawarkan rotinya pada lelaki tua itu. Lelaki tua itu tersenyum lebar sambil menerima pemberian anak itu. Dia hanya tersenyum tak berkata apa-apa. Senyum lelaki tua itu sangat luar biasa menarik perhatian anak kecil itu. Anak itu merasa lebih menikmati bekalnya. Karena sangat senang, anak itupun menawarkan sebotol susu pada lelaki tua tadi. Lagi-lagi sebuah senyum yang indah mengiringi diterimanya sebotol susu dengan penuh suka cita oleh si lelaki tua. Anak itu pun tersenyum. Tak ada yang mereka perkatakan satu sama lain.
Saat mentari mulai tenggelam, mereka berdua beranjak pulang. Sebelum melangkahkan kakinya lebih jauh, anak kecil itu berbalik dan memeluk lelaki tua itu. Hanya senyuman lebar tanpa kata yang lelaki tua itu berikan.
Setibanya di rumah, ibu anak kecil itu merasa heran melihat anaknya sangat gembira. Tanpa ditanya anak itu berkata pada ibunya, "Bu, hari ini saya makan siang bersama Tuhan di taman. Senyumnya sangat indah. Senyum yang belum pernah aku lihat selama ini". Ibunya hanya tersenyum mendengar cerita anak itu.
Lelaki tua tadi juga pulang ke rumah. Sampai di rumah dia berkata pada istrinya, "Hari ini aku makan roti dan minum sebotol susu bersama Tuhan di taman. Dan ternyata dia sangat muda dari yang kuduga sebelumnya."
Kadang kita tidak pernah menyadari bahwa senyuman, perkataan, perhatian kecil, dan pemberian yang tulus itu sangat berarti bagi orang lain. Semua hal itu dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik tanpa kita sadari.
Sumber: Community of Recom's-Malino
No comments:
Post a Comment